Jumat, 27 September 2013

Semarak “The Legend of Kebo-Keboan”, Tradisi Banyuwangi

    festival_kuwung_banyuwangi_by_nathanaelogi-d5sergn
Banyuwangi; The Sunrise of Java, kembali menggelar festival akbar yang mampu menyedot animo masyarakat, petinggi daerah dan perwakilan negara tetangga. Acara ini resmi dibuka pada hari Sabtu-7 September 2013 yang lalu dan akan berlangsung dari bulan September – Desember 2013. Mengusung tema “The Legend of Kebo-Keboan”, festival ini dibuka oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di depan Taman Blambangan, kabupaten Banyuwangi, Jatim. Tema ini diambil dari salah satu tradisi lokal yang berumur ratusan tahun tapi masih dilestarikan, yakni ritual perwujudan doa dan pengharapan agar hasil panen berlimpah. Dalam ritual ini, kebo (kerbau) dianggap sebagai mitra petani yang memiliki peran penting dalam membantu kemakmuran dan ketahanan pangan petani melalui tenaganya. Oleh sebab itulah, kerbau memperoleh status penting dan perlakuan khusus ketika masa tanam.

Karena tergolong unik dan mengangkat unsur etnik, festival budaya ini pun mampu mendapat simpati dari para pembesar dan orang ternam. Turut hadir Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Meakertrans); Muhaimin Iskandar, Konsul Jendral AS; Joaquin Monserrate beserta istri, Konjen Timur Leste, Ketua DPP Golkar; Abu Rizal Bakrie, CEO Bosowa Group; Erwin Aksa, Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Indonesia (APKASI); Isran Noor, Rizal Malarangeng, Bupati Kutai Timur, Bupati Badung, Bupati Agam-Sumatra Barat, Walikota Probolinggo, Wakil Bupati Situbondo, Wakil BupatiTangerang Selatan, Wakil Bupati Karawang, Sekda Pacitan, artis senior asal Banyuwangi; Emillia Contessa beserta putrinya Denada, serta jajaran Forum Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat, agama, budayawan, jurnalis, fotografer dalam dan luar negeri serta ribuan masyarakat setempat. Mereka berbondong-bondong memenuhi jalan-jalan protokol.

Festival ini dibuka dengan Tari Gandrung oleh para penari dari berbagai sanggar seni di Banyuwangi, dilanjutkan dengan parade warga ekspatriat serta pertunjukan defile budaya etnik bertema “Kebo-keboan” dengan tiga subtema yakni: “Kebo Geni” dengan kostum yang didominasi warna merah dan hitam (melambangkan semangat dan jiwa pemberani), “Kebo Bayu Tirto” dengan balutan kostum berdominasi warna biru dan silver (melambangkan kedamaian) serta “Kebo Bumi” dengan balutan kostum berwarna hitam dan kuning emas (melambangkan bumi yang penuh kemakmuran dan kesuburan). Kurang lebih 300 peserta mengikuti defile budaya etnik ini, mereka berlenggak-lenggok di “catwalk” jalanan. Pertunjukan “fashion show” ini begitu menarik karena keterlibatan sejumlah peserta asing. Para bule yang mengikuti program pertukaran mahasiswa ini pun rela didandan dan mengenakan pakaian adat suku Osing. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Kroasia, Australia, Yunani, Prancis dan Polandia.

Selain pertunjukan-pertunjukan di atas, beberapa acara seru juga siap memeriahkan Banyuwangi Festival 2013 di antaranya:
I. Banyuwangi Batik Festival
Pertunjukan ini akan berlangsung pada tanggal 28 September 2013; merupakan ajang pesta para pengrajin batik lokal bermotif khas Banyuwangi yang begitu terkenal yaitu Motif Gajah Oling.

II. Ajang sport-tourism Internasional Banyuwnagi Tour de Ijen (BTDI)
Berlangsung dari tanggal 2-5 November 2013, pertunjukan ini menempuh 4 rute menantang sepanjang 600 km. Alam dataran tinggi yang mulai dari perkebunan kopi, karet hingga lereng Kawah Ijen yang terkenal dengan api birunya (terkenal kedua di dunia setelah Alaska) akan menemani pemandangan visual para peserta dan wisatawan di ajang internasional ini.

III. Banyuwangi Jazz Festival
Dengan panaroma Selat Bali di malam hari, wisatawan akan diajak menikmati rythim jazz musisi papan atas. Bersama Trio Lestari (Glenn Fredly, Sandhy Sandoro dan Tompi) dan Syaharani, festival ini mencoba meninggalkan pengalaman dan kenangan tak terlupakan bagi wissatawan. Festival ini akan digelar tanggal 16 November 2013 dibibir pantai Boom.

IV. Paju Gandrung Sewu
Pertunjukan kolosal yang menampilkan sewu (1.000) penari Gandrung dan seribu paju (penonton pria yang diajak ikut menari bersama) akan diselenggarakan juga di Pantai Boom pada tanggal 23 November 2013.

V. Festival Kuwung
Dengan melibatkan 1.000 penari, nayaga, pemain ketoprak hingga model “catwalk” jalanan festival ini mencoba memeriahkan acara yang hanya digelar setahun sekali ini. Festival ini juga akan menampilkan beragam budaya asli banyuwangi dalam wujud tarian, teatrikal dan parade kostum. Ritual magis Seblang juga tak kalah ketinggalan akan ikut serta dalam Festival Suwung ini. Pagelaran ini akan diadakan tanggal 22 Desember 2013.
Banyuwangi Festival 2013 ini sengaja mengusung kebudayaan lokal untuk diperkenalkan kepada dunia internasional dan masyarakat global. Festival ini juga disebut-sebut sebagai salah satu upaya mempertahankan integrasi bangsa dan mendongkrak pariwisata. Melalui festival ini juga, investasi kebudayaan kepada generasi penerus bangsa lebih mudah untuk diserap, dipahami dan dihayati. Diharapkan, para generasi muda mampu memahami makna filosofis yang ada di setiap tradisi masyarakat serta menjaga keseimbangan antara kearifan lokal dengan modernisasi. Nah, memasuki musim liburan nanti, tak ada salahnya jika berkunjung ke Banyuwangi untuk mengenal dekat tradisi dan budaya bumi pertiwi. Salam negeri. Salam lestari.

"dari wichan untuk 'Kompetisi Menulis Blog Banyuwangi Festival 2013' by onbanyuwangi.com"

BanyuwangiJazzFesturl 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar