Jumat, 27 September 2013

___2 b honest___

Duduk deprok (istilah dalam bahasa Jawa, artinya duduk dengan enaknya) seperti itu bukan hal yang baru bagiku, tapi lokasi yang di “jalanan” itu  yang mengujiku. To be honest, aku itu pemalu, pemikir, sedikit gengsi, apalagi kalau harus duduk di jalanan seperti itu; perempatan lampu merah lagi, oooo gosh, bak mimpi tapi ini nyata terjadi dan harus ku lalui. Terbersit banyak asumsi di kepalaku. Gimana kalau ada teman-temanku sedang berhenti di lampu merah? Gimana kalau ada yang mengenalku? Secara, itu tempat gak jauh-jauh amat dari kampusku. Sagan getohh…emmm…lumayan menguji mentalku. Tapi gengsiku perlahan-lahan meleleh lalu mencair bak bongkahan es. Ketika aku melihat mereka yang hidup keras di jalanan bisa asyik bercengkrama dengan buku-buku dari donator yang selalu kami bawa, ketika senior-seniorku begitu akrab dengan anak-anak jalanan itu, ketika mereka mampu berperilaku biasa saja ketika mencium bau yang tak jarang berasal dari anak-anak itu. Mataku terbelalak ketika melihat seorang anak kecil yang menjatuhkan makanan di trotoar. Kemudian dengan polosnya, ia sigap mengambil dan membersihkannya lalu memasukannya ke dalam mulut kecilnya. Ketika ia tahu aku mengamatinya, hanya senyum yang ia lemparkan. Otakku beropini, “Tidakkah makanan tadi terinfeksi kuman-kuman dan debu-debu jalanan?”, tapi hati ini tak mau kalah bicara, “Ia lapar, tak ada lagi pilihan dan tak perlu menggunakan logika…makan seperti itu sudah membuatnya bahagia.” Lalu rasa sedih, miris dan empatiku berkolaborasi dan bersinergi jadi satu membentuk rasa syukur yang teramat dalam untuk Pencipta Semesta. Mulai hari itu, aku mulai terbiasa duduk deprok di jalanan, mulai tak peduli berpuluh-puluh mata yang lalu lalang mewarnai perempatan lampu merah, mulai tak peduli siapa saja yang melihatku di sana, mulai tak peduli asumsi-asumsi pengguna jalanan, mulai tak peduli pikiran-pikiran mata yang menerjang bak mengintimidasi dan mendiskriminasi. Saat itu…aku terbiasa berbagi cerita, ilmu pengetahuan, dan bahagia di jalan.

8433704225_780547cfa8_z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar