Jumat, 27 September 2013

Jumat, 14 Juni 2013

Aku sering melihat ia dan teman2 sepermainannya, sering melihat ia bermain dengan Mbon dan Robby, tapi baru kali itu aku berkenalan dengannya. Aku lupa siapa namanya, anak remaja 17 tahun itu berkata, “pengangguran yang sukses itu pengangguran yang cukup bisa makan.” Entah ia berkata karena melihat berbagai eskalasi pengangguran, frustasi menghadapi realitas duniawi atau bagaimana, aku tersenyum dalam hati menanggapi pernyataannya. Sekalipun hidup di luar itu keras, hatinya belum tercemar limbah distorsi. Di becak yang diam itu ia mewarnai dan berkreasi dengan selembar kertas gambar di tangan. Ia goreskan pensil warna-warni di lembar kertas gambar layaknya mewarnai mimpi hidupnya yang hitam putih jadi sedikit berwarna. Dari anak ini tiba-tiba ku teringat ilmu bengkuang…yang tetap putih bersih di dalam sekalipun tanah itu hitam, kotor. Lalu obrolan anak remaja ini, Robby dan kak Berlin semarak bersamaan lembayung yang kian menua…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar