Banyuwangi;
The Sunrise of Java, kembali menggelar festival akbar yang mampu
menyedot animo masyarakat, petinggi daerah dan perwakilan negara
tetangga. Acara ini resmi dibuka pada hari Sabtu-7 September 2013 yang
lalu dan akan berlangsung dari bulan September – Desember 2013.
Mengusung tema “The Legend of Kebo-Keboan”, festival ini dibuka oleh
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di depan Taman Blambangan,
kabupaten Banyuwangi, Jatim. Tema ini diambil dari salah satu tradisi
lokal yang berumur ratusan tahun tapi masih dilestarikan, yakni ritual
perwujudan doa dan pengharapan agar hasil panen berlimpah. Dalam ritual
ini, kebo (kerbau) dianggap sebagai mitra petani yang memiliki peran
penting dalam membantu kemakmuran dan ketahanan pangan petani melalui
tenaganya. Oleh sebab itulah, kerbau memperoleh status penting dan
perlakuan khusus ketika masa tanam.
Karena
tergolong unik dan mengangkat unsur etnik, festival budaya ini pun
mampu mendapat simpati dari para pembesar dan orang ternam. Turut hadir
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Meakertrans); Muhaimin Iskandar,
Konsul Jendral AS; Joaquin Monserrate beserta istri, Konjen Timur Leste,
Ketua DPP Golkar; Abu Rizal Bakrie, CEO Bosowa Group; Erwin Aksa, Ketua
Asosiasi Pemerintah Kabupaten Indonesia (APKASI); Isran Noor, Rizal
Malarangeng, Bupati Kutai Timur, Bupati Badung, Bupati Agam-Sumatra
Barat, Walikota Probolinggo, Wakil Bupati Situbondo, Wakil
BupatiTangerang Selatan, Wakil Bupati Karawang, Sekda Pacitan, artis
senior asal Banyuwangi; Emillia Contessa beserta putrinya Denada, serta
jajaran Forum Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat, agama, budayawan,
jurnalis, fotografer dalam dan luar negeri serta ribuan masyarakat
setempat. Mereka berbondong-bondong memenuhi jalan-jalan protokol.
Festival
ini dibuka dengan Tari Gandrung oleh para penari dari berbagai sanggar
seni di Banyuwangi, dilanjutkan dengan parade warga ekspatriat serta
pertunjukan defile budaya etnik bertema “Kebo-keboan” dengan tiga
subtema yakni: “Kebo Geni” dengan kostum yang didominasi warna merah dan
hitam (melambangkan semangat dan jiwa pemberani), “Kebo Bayu Tirto”
dengan balutan kostum berdominasi warna biru dan silver (melambangkan
kedamaian) serta “Kebo Bumi” dengan balutan kostum berwarna hitam dan
kuning emas (melambangkan bumi yang penuh kemakmuran dan kesuburan).
Kurang lebih 300 peserta mengikuti defile budaya etnik ini, mereka
berlenggak-lenggok di “catwalk” jalanan. Pertunjukan “fashion show”
ini begitu menarik karena keterlibatan sejumlah peserta asing. Para
bule yang mengikuti program pertukaran mahasiswa ini pun rela didandan
dan mengenakan pakaian adat suku Osing. Mereka berasal dari berbagai
negara seperti Kroasia, Australia, Yunani, Prancis dan Polandia.
Selain pertunjukan-pertunjukan di atas, beberapa acara seru juga siap memeriahkan Banyuwangi Festival 2013 di antaranya:
I. Banyuwangi Batik Festival
Pertunjukan
ini akan berlangsung pada tanggal 28 September 2013; merupakan ajang
pesta para pengrajin batik lokal bermotif khas Banyuwangi yang begitu
terkenal yaitu Motif Gajah Oling.
II. Ajang sport-tourism Internasional Banyuwnagi Tour de Ijen (BTDI)
Berlangsung
dari tanggal 2-5 November 2013, pertunjukan ini menempuh 4 rute
menantang sepanjang 600 km. Alam dataran tinggi yang mulai dari
perkebunan kopi, karet hingga lereng Kawah Ijen yang terkenal dengan api
birunya (terkenal kedua di dunia setelah Alaska) akan menemani
pemandangan visual para peserta dan wisatawan di ajang internasional
ini.
III. Banyuwangi Jazz Festival
Dengan
panaroma Selat Bali di malam hari, wisatawan akan diajak menikmati
rythim jazz musisi papan atas. Bersama Trio Lestari (Glenn Fredly,
Sandhy Sandoro dan Tompi) dan Syaharani, festival ini mencoba
meninggalkan pengalaman dan kenangan tak terlupakan bagi wissatawan.
Festival ini akan digelar tanggal 16 November 2013 dibibir pantai Boom.
IV. Paju Gandrung Sewu
Pertunjukan
kolosal yang menampilkan sewu (1.000) penari Gandrung dan seribu paju
(penonton pria yang diajak ikut menari bersama) akan diselenggarakan
juga di Pantai Boom pada tanggal 23 November 2013.
V. Festival Kuwung
Dengan
melibatkan 1.000 penari, nayaga, pemain ketoprak hingga model “catwalk”
jalanan festival ini mencoba memeriahkan acara yang hanya digelar
setahun sekali ini. Festival ini juga akan menampilkan beragam budaya
asli banyuwangi dalam wujud tarian, teatrikal dan parade kostum. Ritual
magis Seblang juga tak kalah ketinggalan akan ikut serta dalam Festival
Suwung ini. Pagelaran ini akan diadakan tanggal 22 Desember 2013.
Banyuwangi
Festival 2013 ini sengaja mengusung kebudayaan lokal untuk
diperkenalkan kepada dunia internasional dan masyarakat global. Festival
ini juga disebut-sebut sebagai salah satu upaya mempertahankan
integrasi bangsa dan mendongkrak pariwisata. Melalui festival ini juga,
investasi kebudayaan kepada generasi penerus bangsa lebih mudah untuk
diserap, dipahami dan dihayati. Diharapkan, para generasi muda mampu
memahami makna filosofis yang ada di setiap tradisi masyarakat serta
menjaga keseimbangan antara kearifan lokal dengan modernisasi. Nah,
memasuki musim liburan nanti, tak ada salahnya jika berkunjung ke
Banyuwangi untuk mengenal dekat tradisi dan budaya bumi pertiwi. Salam
negeri. Salam lestari.
"dari wichan untuk 'Kompetisi Menulis Blog Banyuwangi Festival 2013' by onbanyuwangi.com"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar