Lio; begitulah ia kerapkali disapa, tak pernah mengira niat awalnya mencari uang jajan membawanya pada dunia bisnis clothing.
Pemilik nama lengkap Devy Lio Erlinda ini merupakan bungsu dari dua
bersaudara. Lio mengaku sedari kecil ia sudah terbiasa mencari uang
sendiri untuk memenuhi kebutuhan karena prinsip hidupnya yang malu
meminta-minta. Selain itu, ia juga tak tega merepotkan ibunda tercinta
yang merupakan single parent.
Perempuan
yang semasa kecilnya bercita-cita untuk menjadi dokter ini
mengungkapkan bahwa ia pernah mengenyam profesi sebagai penjaga warnet
LARIS di dekat rumahnya selama 3 bulan ketika ia duduk di bangku kelas 3
SMA. “Kesempatan itu saya gunakan untuk browsing dan belajar pemasaran
secara on-line,” jelas Lio. Pemilik Clio Collection ini juga menuturkan
bahwa ia pernah menjadi penyiar radio dalam program “Leyeh-Leyeh” di
RBTV semasa SMP selama 6 tahun yang memberinya banyak pengalaman di
bidang komunikasi.
Lahir dari keluarga yang broken home
tak menjadikan perempuan kelahiran Sleman-Yogyakarta, 27 Desember 1991
ini patah arang menjalani kehidupan. Awalnya bisnis clothing ini ia
jalankan sendiri tanpa bantuan siapa-siapa. Namun, seiring meningkatnya
pesanan dan permintaan pasar, hingga detik ini Lio mengaku sudah
memiliki 5 karyawan inti dengan 4 titik toko yakni 2 di Yogya, 1 di Solo
dan Surabaya. Bisnis yang ia jalani ini tak hanya menawarkan pakaian
dan tas untuk para ladies, tapi juga para pria. Target
pemasarannya pun tak hanya sebatas mahasiswa tapi juga pelajar hingga
kalangan pekerja. Dengan mengangkat konsep distro, Lio mencoba men-design
sendiri produknya. Untuk pemasaran itu sendiri, Lio mengaku lebih
banyak memanfaatkan jejaringan sosial seperti akun facebook, BBM dan
website pribadi produknya www.clioapparel.com.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta ini menuturkan bahwa omset bisnis clotingnya mencapai 30-40
juta rupiah per bulan, bahkan mencapai 80 juta rupiah saat lebaran bulan
lalu. Hingga lumrah saja jika dengan kemandiriannya, Lio mampu
membiayai kuliah sendiri dan merenovasi rumah orang tuanya di
Melati-Sleman beberapa bulan yang lalu. Bahkan dengan penghasilannya itu
ia mampu mengikuti Exchange Study Konkuk Summer Program di Korea.
“Bener-bener gak nyangka banget bisa dapetin semua ini, “ tandas Lio
bahagia.
Ketika ditanya mengenai sosok dibalik kesuksesannya, ia mengaku peran ibunyalah yang paling dominan membentuk mindset
hidupnya. “Ibu saya selalu bilang seberapapun uang yang kamu dapat dan
keluarkan, yang penting semua itu berkah. Jadi, kalau mau mendapatkannya
ya harus jujur. Kalau mengeluarkan uang ya buat hal yang
positif-positif aja”, jelas Lio. Mengutamakan kejujuran inilah yang
kemudian Lio gunakan dalam berbisnis. Ia selalu jujur dan konsisten
dalam menjaga kualitas produknya.
Perempuan yang hobi baca dan traveling
ini mengaku sudah memiliki kantor di Jl. Garuda no 199 Kenteng
Nogotirto, Gamping Sleman. Selanjutnya, perempuan muda yang bercita-cita
menjadi tutor bahasa Indonesia untuk orang asing ini berharap mampu
menambah titik toko di kota lain seperti Semarang. “Lebih jauh lagi,
saya pengen merambah luar negeri,” harapnya.
Devy
Lio Erlinda merupakan satu dari sekian banyak anak muda yang mampu
menunjukan bahwa mahasiswa juga bisa jadi pengusaha muda. “Berani
bermimpi besar, ikhlas, jujur dan bersyukur itu kuncinya, “ tutur Lio
berbagi mantra kesuksesan.
___________dari wichan untuk studyinjogja__________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar